CONTOH MENGUBAH KARAKTER SUATU CERITA


IDENTITAS BUKU
Judul                : Kumpulan Dongeng Si Kancil “Gajah yang Pintar”
Editor              : Umi Nurhayati, S.Pd.
Penerbit           : Lingkar Media
Tebal Buku      : 6 halaman

UBAHAN CERITA
GAJAH YANG BODOH
Hiduplah seekor gajah di hutan. Ia terkenal sangat kejam dan sombong. Tubuhnya yang kuat ia gunakan untuk kejahatan, belalainya yang panjang dan gadingnya yang kokoh selalu digunakan untuk memangsa atau membunuh binatang lainnya. Semua binatang takut kepadanya.
Pada suatu hari, Gajah itu berkeliling-keliling hutan. Setelah jauh ia mengelilingi hutan ia merasa lelah, ia pun beristirahat di bawah pohon hingga ia tertidur.
Tak lama kemudian Gajah terbangunkan oleh suara Harimau yang sedang berjalan-jalan dengan anaknya. Gajah pun marah dan mengejar anak harimau yang paling kecil. Ketika anak harimau itu bersembunyi di balik kayu besar , Gajah secara diam-diam merobohkan kayu  itu hingga anak harimau itu terhimpit kayu besar. Ia pun kesakitan. “Rasakan anak harimau!!!”  Kata Gajah sambil marah.
“Tolong. . .tolong ibu Harimau. . .tolong!” Tetapi ibu Harimau tak mendengar rintihan anaknya karena ia telah berjalan amat jauh.
Setelah itu Gajah yang kejam meninggalkan anak harimau yang kesakitan. Tiba-tiba di sebuah bukit, Gajah melihat Kancil yang sedang menikmati buah mentimun. “Hay Cil, percuma kau makan sebanyak apapun tubuhmu tak akan mungkin besar!” ejek Gajah.
“Hay Gajah, walaupun tubuhku kecil aku hewan yang paling cerdik” kata kancil dengan santainya. “Ha. . .ha . . .ha bagaimana mungkin kau bisa mengalahkanku, aku kan besar ?” kata Gajah sambil meninggalkan Kancil.
“Jangan terlalu sombong kau Gajah” teriak Kancil. Kancil merasa marah dengan ucapan Gajah yang menyakiti hatinya. Kancilpun mempunyai ide untuk memberikan pelajaran kepada Gajah.
Kancil pergi ke danau di dekat tempat biasanya Gajah beristirahat. Ia masuk ke danau untuk minum air danau yang segar dan juga ingin menjalankan siasatnya untuk member pelajaran si Gajah.
Tak lama kemudian Kancil memanggil Gajah.  “Gajah. . .Gajah. . .Gajah”, teriak Kancil. Gajah yang sedang beristirahat di bawah pohon mendengar  teriakan Kancil
“ Ada apa Cil kau memanggilku, berani-beraninya kau mengganggu istirahatku” kata Gajah. “Ohhhh tenang Gajah, ada kabar bagus untukmu, aku lihat kau sedang lapar” jawab Kancil.
“Hemmm, sepertinya dugaanmu benar Cil, ada kabar bagus apa, katakan padaku!” pinta Gajah. “Kesinilah! Di danau ini banyak ikannya, pasti kau amat suka memakan ikan-ikan yang masih segar ini” kata Kancil.
“Benarkah?” kata Gajah sambil berjalan mendekati danau itu.
“Lihatlah ini segar segar kan ikannya” kata Kancil meyakinkan si Gajah.
“ Woooww sepertinya daging ikan itu lezat Cil, bawalah kesini! Aku ingin memakannya” kata Gajah.
“Tapi ikan di danau ini terlalu banyak Jah, bagaimana mungkin aku bisa membawanya ke daratan? Ayolah kamu turun ke danau ini dan membantuku untuk embawa ikan-ikan ini ke daratan! Pinta Kancil.
Gajah berpikir sejenak, tetapi Kancil terus membujuk Gajah agar ia mau turun ke danau. Akhirnya Gajah mengikuti permintaan Kancil. Ia pun turun ke danau.
Blesszzzz . . .Gajahpun masuk ke danau. Tetapi kelezatan ikan yang ia bayangkan di daratan kini menjadi kesengsaraan. Gajah terjebak oleh perangkap yang telah di pasang Kancil di dalam danau.
“Ouchhh sakit. . .benda apa yang telah menjerat kakiku?” teriak Gajah kesakitan.
“Ha. . .ha . . ha, rasakan Gajah” teriak Kancil sambil ia melompat ke daratan.
“Dasar Kancil licik, beraninya kau menjebakku. Awas kau!” teriak Gajah.
“Itu balasan untukmu karena kau selalu kejam dan sombong” kata Kancil sambil meninggalkan Gajah yang masih terperangkap di danau.
“Tolong. . .tolong aku, aku telah dijebak Kancil” Gajah terus meminta tolong tetapi tak ada binatang yang mendengar teriakannya. Gajah menjadi putus asa. Ia sedih membayangkan dirinya mati kedinginan di danau itu.
“Ampun. . .toloong. . .tolong . . .!!!” Siapapun tolong aku.
Hingga menjelang sore tak ada binatang yang mendengar teriakan Gajah. Gajah hampir mati kaku karena kedinginan.
“Aduh celaka, aku benar-benar akan mati di tempat ini.” Gajah semakin panik karena sebentar lagi malam.
Lalu Gajah berteriak keras-keras. “ Hai langit dan bumi! Hai seluruh binatang yang ada di hutan! Aku bersumpah tidak akan berbuat jahat dan kejam lagi aku tidak akan sombong dan aku akan menjadi teman yang baik bagi semua hewan. Tolonglah aku!
Volume suaranya hampir tak terdengar karena Gajah sudah tak berdaya. Tak disangka Kancil tiba-tiba muncul di tepi danau. Ternyata Kancil sejak tadi masih di tempat itu dan ia sengaja menyembunyikan diri. Dia tidak tega melihat Gajah yang hampir mati kedinginan di dalam danau.
“Benar Jah apa yang kau katakan tadi? Bukan pura-pura?. Tanya Kancil.
“Oh Kancil engkau datang lagi?”       
“Benar Cil aku akan menyudahi kelakuanku yang buruk ini”
“Oh begitu . . .?” sahut Kancil. “Sekarang kamu berjanji tidak akan berbuat kejam, jahat, dan perbuatan lain yang merugikan dan mencelakakan binatang lain dan juga tidak akan sombong?”
“Benar Cil, aku janji!”
“Betulkan? tanya Kancil lagi
“ Betul Cil, aku insyaf!”
“Baiklah sekarang aku menolongmu Jah.” Kata Kancil. Lalu Kancil menolong Gajah dengan menyodorkan kayu ke danau dan membantu Gajah untuk naik ke daratan.
Begitu sampai di daratan Gajah berkata sambil bersimpuh di depan kaki Kancil. “Terima kasih Kancil! Aku takkan melupakan budi baikmu.”
Sejak saat itu Gajah menjadi binatang yang baik dan tidak lagi bersifat jahat, kejam, dan sombong kepada binatang lain, dan banyak teman yang menyukainya.
☻☻ SEKIAN☻☻☻

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk Belajar Lagi🙂🤩

SENI SUARA DAERAH

Catatan Harianku