CERPEN KESETIAKAWANAN



SAHABATKU PENYELAMATKU
Oleh : Evy Nuryani
Sore itu cuaca mendung, sepertinya hujan akan segera turun. Seperti biasanya sore itu aku hanya di rumah bersama ibuku, karena ayahku belum pulang bekerja. Sembari menunggu ibuku memasak di dapur, aku menyalakan televisi. Di saat aku sedang asyik menonton film kartun Upin dan Ipin, tiba-tiba ada berita bahwa terjadi tsunami di Aceh yang meluluh lantakkan Aceh dan memakan banyak korban. Di televisi itu ditayangkan bahwa di sana bangunan-bangunan hancur lebur, mobil teronggok ringsek, dan banyak mayat bergelimpangan, hanya masjid Baiturahman yang masih berdiri kokoh, aku bisa melihat banyak sekali orang yang berdiri di dalam masjid sambil menangis dan berteriak memanggil sanak keluarganya. Aku terkejut dan teringat akan sahabatku yang tinggal di kota Aceh, tepatnya di dekat masjid Baiturahman itu. Aku langsung panik dan memanggil ibuku.
“Ibu.....kemarilah! teriakku.
“Ada apa Lia, kenapa kamu panik begitu?” tanya ibu.
“Lihat berita ini Bu, Aceh terjadi tsunami, dan Ibu ingat Rosa sahabatku, dia tinggal di dekat masjid Baiturahman kan?”tanyaku.
“Ya ampun....sehancur itukah Aceh sekarang, iya Lia aku ingat Rosa sahabatmu. Bukankah kamu menyimpan nomor teleponnya? Coba hubungi dia Lia, cepat! pinta ibuku.
“Iya Bu, akan kuhubungi sekarang.” jawabku.
Aku menghubungi nomor telepon Rosa, aku dan ibuku sangat cemas dan panik karena tidak bisa terhubung dengan Rosa. Tiba-tiba ayahku pulang, dan aku segera menceritakan berita itu kepada ayahku. Ayahku juga merasa cemas, dan aku terus mencoba menghubungi nomor telepon Rosa.
Malam telah tiba, kami sekeluarga masih memikirkan keadaan Rosa. Rosa sudah kuanggap sebagai adikku sendiri, sejak kecil kami selalu bersama. Jam menunjukkan pukul 22.00 WIB, kami akan tidur dan berharap akan ada kabar dari Rosa.
Kringgg....kringgg....kringgg....
Di tengah malam, telepon rumahku berbunyi. Ayahku bergegas bangun dan mengangkat telepon itu, ternyata telepon itu dari Rosa. Rosa memberikan kabar bahwa tsunami itu telah membuat Rosa kehilangan keluarganya dan kehilangan rumahnya. Rosa tinggal sebatang kara di sana, Rosa sangat sedih atas bencana itu. Lalu ayah dan ibuku akan berusaha membantu Rosa dan akan membawa Rosa tinggal bersama di rumah kami. Aku sangat berterima kasih kepada ayah dan ibuku yang akan berusaha membantu Rosa dan mengajak Rosa tinggal bersama kami.
Malam itu kami menyiapkan banyak barang dan makanan yang akan kami bawa ke Aceh untuk membantu Rosa dan korban bencana alam di sana. Ayahku sudah menelpon temannya untuk menyiapkan tiket pesawat dari Yogyakarta sampai ke Medan, karena Medan merupakan kota terdekat dari Aceh.
Kami berangkat ke Aceh pukul 06.00 WIB, kami menelpon Rosa dan memberikan kabar bahwa kami akan segera tiba di Aceh dan akan menjemputnya. Kami tiba di Medan pukul 09.00 WIB. Untunglah di dekat bandara itu, banyak sekali helikopter relawan yang siap mengantarkan orang-orang untuk pergi ke lokasi bencana alam di Aceh. Kami bertiga naik helikopter itu. Saat sampai di lokasi bencana alam, aku tak bisa menahan tangisku melihat banyak sekali korban bergelimpangan dan semua bangunan runtuh hancur lebur. Ibuku mencoba menenangkanku. Kami menyusuri reruntuhan bangunan dan melewati beribu-beribu korban untuk menemukan keberadaan Rosa, kata tim SARS korban yang selamat diungsikan di masjid Baiturahman dan sebagian korban yang meninggal telah dimakamkan. Dari kejauhan terdengar teriakan memanggil namaku, lalu aku berhenti sejenak mencari pusat suara itu.
“Lia.....Lia.....Lia.....aku di sini tolong aku!” teriak Rosa dari kejauhan.
Ternyata suara itu merupakan suara Rosa, aku memanggil ayah dan ibuku dan menunjukkan bahwa Rosa berada di depan masjid. Kami berlari menghampiri Rosa. Aku tak tega melihat Rosa yang terus menangis dan banyak luka lecet di sekujur tubuhnya, Rosa menceritakan bahwa orangtuanya telah tiada dan telah dimakamkan masal. Ibuku memeluk erat Rosa sambil menangis. Ayah dan aku membagikan barang dan makanan kepada korban bencana alam di sekitar masjid itu. Setelah itu kami segera membawa Rosa keluar dari tempat pengungsian dan mencari helikopter relawan untuk mengantarkan kami berempat ke bandara.
Setelah sampai bandara, kami mengajak Rosa untuk makan. Ayahku berencana akan membawa Rosa ke klinik terdekat untuk mengobati luka lecet di sekujur tubuhnya. Rosa sangat berterima kasih kepada keluarga Lia yang telah membantunya. Dan ibuku menenangkan Rosa agar tabah dan mendoakan orangtuanya yang telah tiada. Setelah Rosa diberi pengobatan di klinik, kami segera menuju bandara untuk kembali ke Yogyakarta.
Pukul 20.00 WIB kami tiba di Yogyakarta. Aku sangat senang bisa membantu Rosa dan mengajak Rosa tinggal bersama kami di Yogyakarta. Rosa adalah anak yang sangat baik dia rajin membantu pekerjaan keluarga kami. Ayah dan ibuku mendaftarkan Rosa untuk sekolah di SD tempatku bersekolah, dan Rosa sangat senang.
Waktu terus berlalu. Suatu malam aku melihat Rosa melamun di teras rumah.
“Rosa, ada apa? Kenapa kamu melamun, ada hal yang kamu pikirkan?” tanyaku.
“Tidak apa-apa Lia, aku hanya teringat orang tuaku”. Jawab Rosa sambil menahan tangisnya.
“Rosa, kamu harus ikhlas, semua ini merupakan takdir Tuhan, kamu harus mengikhlaskannya.”pintaku sambil memeluk Rosa.
“Terima kasih Lia, kamu memang sahabatku yang paling baik, aku tak tau harus membalas kebaikanmu dan keluargamu dengan cara apa”. Kata Rosa
Aku hanya tersenyum dan mengajak Rosa untuk masuk rumah karena ibuku sudah menyiapkan makan malam untuk kami. Setelah makan malam berakhir dan Rosa sudah masuk ke kamarnya, aku bercerita kepada ayah dan ibuku tentang Rosa, dan aku menceritakan bahwa Rosa sangat rindu kepada orangtuanya. Kebetulan sekali ayahku ada kunjungan bisnis ke Medan, dan ayah tidak keberatan jika kami bersama ikut dengannya untuk menemani ayah sekaligus mengantarkan Rosa berkunjung ke makam orangtuanya. 
Pagi harinya ibuku menceritakan rencana kami sekeluarga ke Aceh dan mengajak Rosa untuk mengunjungi makam orangtuanya. Rosa sangat senang dan sangat berterima kasih kepada keluarga Lia yang telah banyak membantunya.        
SELESAI    

Komentar

  1. Kita harus membantu orang yang kesusahan

    BalasHapus
  2. Kita harus menolong orang yang kesusahan

    BalasHapus
  3. kita harus saling tolong menolong

    BalasHapus
  4. kita harus saling tolong menolong

    BalasHapus
  5. Kita harus membantu orang yang kesusahan

    BalasHapus
  6. Kita harus membantu orang lain yang kesusahan

    BalasHapus
  7. Kita harus membantu teman yang sedang kesusahan,dan jika teman kita sedang sedih kita harus menghiburnya,kita juga harus membantu korban bencana alam sebisa dan semampu kita dengan ikhlas bukan hanya korban bencana alam saja tapi semua orang yang dalam kesusahan dan kita harusempunyai rasa kemanusiaan dan jangan lupa berterima kasih kepada orang yang sudah menolong kita

    BalasHapus
  8. Kita harus saling tolong menolong sesama teman.Tapi bukan hanya teman saja.Sebagai manusia kita wajib menolong sesama.

    BalasHapus
  9. Kita harus selalu membantu orang deng ikhlas dan kita harus selalu bersyukur atas nikmat yg diberikan Allah SWT.

    BalasHapus
  10. Manusia harus saling tolong menolong sesama.manusia adalah makhluk sosial

    BalasHapus
  11. Manusia harus saling tolong menolong manusia adalah makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri (nova)

    BalasHapus
  12. Jika teman lgi kesusahan dan lgi ada bencana,hendaklah kita menolongnya..menghiburnya dan membantunya..
    ( ivander Gaviota)

    BalasHapus
  13. Jika teman lgi kesusahan dan lgi ada bencana,hendaklah kita menolongnya..menghiburnya dan membantunya..
    ( ivander Gaviota)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk Belajar Lagi🙂🤩

SENI SUARA DAERAH

Catatan Harianku